Salah satu bentuk kepedulian sederhana kita terhadap lingkungan dapat
kita lakukan secara sederhana dengan mengelola sampah organik rumah
tangga menjadi kompos. Kompos dan pupuk kandang merupakan salah satu
pupuk alami yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sampah organic organik. Cara
pembuatannya pun tidak terlalu rumit, murah, serta tidak perlu banyak
peralatan atau tempat luas. tidak memerlukan tempat luas dan tidak
memerlukan banyak peralatan dan biaya.
Dengan membuat kompos
sendiri ternyata dapat mengurangi masalah pembuangan sampah dan dapat
membuat kompos yang dapat digunakan sendiri tanpa harus membeli lagi.
Kompos mempunyai manfaat untuk memperbaiki struktur tanah sehingga
zat-zat makanan yang diperlukan tumbuhan semakin tersedia lebih banyak.
Selain itu, mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat
makanan yang dibutuhkan tanaman.
Sebelum membuat kompos, ada
baiknya mengetahui bagaimana kompos bisa terjadi? Sampah organik, pada
prinsipnya akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba,
binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur secara alamai. Proses
peruraian ini memerlukan kondisi tertentu yaitu suhu, udara dan
kelembaban yang tepat. Semakin cocok kondisinya, maka semakin cepat
pembentukan kompos. Bahkan hanya dalam kurun waktu 4-6 minggu sudah
jadi. Agak sedikit berbeda dengan penanganan jika sampah organik hanya
ditimbun saja. Metode ini membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menjadi
kompos. Hal yang paling penting dalam proses pengomposan adalah
timbulnya panas karena aktivitas mikroba. Hal ini menandakan bahwa
mikroba mengunyah bahan organik dan merubahnya menjadi kompos. Suhu yang
optimal untuk proses pengomposan adalah 45-65C. Adapun jika terlalu
panas maka perlu dibolak-balik minimal setiap 7 hari.
Berikut ini
dijelaskan cara membuat kompos pada skala rumah tangga yang dihimpun
dari berbagai blog dan forum. Cara membuat ini lebih mengeksplorasi
kepada bagaimana membuat kompos bagi mereka yang tidak mempunyai lahan
yang luas.
- Sediakan drum atau sejenisnya.
- Lubangi kecil-kecil bagian dasar drum untuk rembesan air dari sampah. Untuk
menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau
anyaman bambu. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan sehingga
sebaiknya harus dibawah atap. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau
paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah jangan
ditempatkan di tempat yang kedap air.
- Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum) setiap hari. Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
- Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan
dicampur. Tanah atau kompos ini diharapkan mengandung banyak mikroba
aktif yang bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran
ternak dari ayam atau sapi dapat pula dicampurkan.
- Pembuatan bisa
dikukan secara sekaligus atau selapis demi selapis misalnya setiap dua
hari ditambah sampah baru. Untuk menghindari terlalu panas maka setiap 7
hari perlu diaduk.
- Pengomposan dinyatakan sudah selesai jika
campuran menjadi kehitaman dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan
ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu
menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal dan
kompos sudah jadi.
Faktor keberhasilan dari pengomposan terletak
pada bagaimana cara mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar
mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak.
Kondisi yang optimal adalah ketika makanan cukup (cukup tersedia bahan
organik), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat
bernapas. Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator
berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko
pertanian.
Selamat mencoba membuat kompos.
Sumber: http://www.sekolahkampus.com/article/detail/detail/data/88/d77801d7d306/list/cara_membuat_kompos_skala_rumah_tangga.html